Penyakit Kanker yang Sering diderita Oleh Kaum Wanita


Penyakit Kanker yang Sering diderita Oleh Kaum Wanita


SALAH satu penyakit kanker yang paling banyak menghinggapi kaum wanita. adalah kanker serviks atau kanker leher rahim  atau sering juga disebut kanker mulut rahim. Kanker ini disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV juga menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum.
Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Itu pun jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Fakta menunjukkan jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks.
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.
Temuan
Virus HPV (Human Papiloma Virus) ditemukan oleh Harald zur Hausen dari Jerman. Dengan prestasinya menemukan mekanisme reproduksi virus HPV mengantarkan peneliti ini meraih satu dari tiga penghargaan Nobel bidang Kedokteran tahun 2008.
Dua pakar lainnya penerima penghargaan yang sama saat itu adalah Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier dari Prancis adalah penemu mekanisme virus HIV (human immunodeficiency virus).
Harald zur Hausen, pria kelahiran 11 Maret 1936 di Gelsenkirchen, Jerman. Saat ini menjadi profesor emeritus dan mantan Chairman and Scientific Director, German Cancer Research Center di Heidelberg, Jerman. Peneliti berusia 71 tahun bekerja selama puluhan tahun untuk meneliti penyebab kanker leher rahim. Jenis penyakit kanker ini adalah paling sering terjadi di negara berkembang dan jenis kedua yang paling sering diderita wanita di seluruh dunia.
Sekitar setengah juta kasus baru didiagnosa setiap tahun. Zur Hausen meneliti virus jenis papilloma pada manusia, (HPV) dan mengidentifikasi dua jenis utama yang ditemukan di banyak kasus kanker leher rahim. Temuannya mendorong pengembangan vaksin-vaksin yang dapat melindungi wanita muda agar tidak mendapat kanker rahim.
Penelitiannya itu berlawanan dengan dugaan pada saat itu namun kemudian  terbukti menjadi sebuah terobosan. Sebagaimana diberitakan ANTARA dan BBC, Harold zur Hausen berhasil melawan dogma bahwa human papilloma virus (HPV) adalah penyebab kanker leher rahim, jenis kanker kedua yang paling sering ditemukan pada perempuan.
Hausen berpandangan, HPV-DNA seharusnya dideteksi dengan pencarian secara spesifik karena merupakan virus yang heterogen. Hanya beberapa tipe HPV yang menyebabkan kanker. Hausen bekerja keras membuktikan pandangannya tersebut dengan lebih dari 10 tahun meneliti berbagai tipe HPV.
Dia menemukan tipe HPV 16 yang menyebabkan tumor pada tahun 1983 dan setahun kemudian mengklon HPV 16 dan 18 dari pasien yang terkena kanker. HPV tipe 16 dan 18 secara konsisten ditemukan pada sekitar 70 persen biopsi kanker rahim di seluruh dunia.
Penemuan Hausen memberi landasan kepada karakterisasi sejarah alami infeksi HPV. Penemuan itu juga membuka pemahaman kepada kanker yang disebabkan HPV. Saat ini, HPV sudah dapat dideteksi dengan pap smear sederhana dan telah ada vaksin HPV. Perhatian masyarakat global terhadap HPV sangat besar. Terlebih lagi infeksi HPV ini dengan mudah terjadi melalui hubungan seksual. Virus tersebut juga terdeteksi di 99,7 persen perempuan yang mempunyai sejarah kanker rahim dan berefek kepada 500.000 perempuan per tahun.
Vaksin juga telah dikembangkan dengan perlindungan di atas 95 persen terhadap risiko HPV 16 dan 18. Berkat vaksin tersebut, risiko kanker leher rahim berkurang. Sampai saat ini Tipe HPV digolongkan menjadi tipe ganas dan tidak, yaitu: penggolongan jenis HPV tipe high risk (HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68) dan low risk.(tipe 6, 11 dan 46).
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai “The Silent Killer”. Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV.
Penularan
Virus HPV dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks. Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda.
Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda. Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.
Pencegahan
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita bisa mencegahnya. Beberapa cara praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  • Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
  • Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
  • Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
  • Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
  • Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
  • Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
  • Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
  • Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
  • Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit
Pengobatan
Belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh dapat “memberantas” infeksi HPV. Namun orang tersebut dapat tertular lagi. Displasia dan kutil dapat dicabut. Ada beberapa cara untuk melakukan ini:
    * Membakarnya dengan jarum listrik (kauterisasi listrik) atau laser.
    * Membekukannya dengan nitrogen cair.
     * Memotongnya secara bedah.
    * Mengobatinya dengan zat kimia.
Pengobatan lain yang kurang lazim untuk kutil termasuk obat 5-FU (5-fluorourasil) dan interferon alfa. 5-FU berbentuk krim. Suatu obat baru, yaitu imikuimod, disetujui di AS untuk mengobati kutil kelamin. Sidofovir, yang aslinya dikembangkan untuk mengobati virus sitomegalo (CMV) mungkin juga dapat membantu memerangi HPV.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada orang HIV-positif. Displasia dan kutil dapat kambuh. Penyakit ini sebaiknya diobati sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan penyebaran atau kambuh.
HPV saat ini dianggap sebagai infeksi yang paling erat kaitannya dengan kanker serviks / cervical cancer. Terdapat  lebih dari 100 tipe HPV di mana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang nyata dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Berkaitan dengan kanker serviks, HPV dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu: tipe yang beresiko rendah dan tipe yang beresiko tinggi.
Tipe HPV yang beresiko rendah hampir tidak beresiko terhadap terjadinya kanker serviks / cervical cancer, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, HPV tipe beresiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Sementara infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe beresiko tinggi dapat mengarah pada kanker serviks.
Saat ini telah tersedia Vaksinasi untuk HPV. Vaksinasi HPV diharapkan membangun kekebalan tubuh terhadap infeksi HPV dan pada akhirnya akan berperan sebagai salah satu upaya pencegahan dari kanker serviks.


0 Response to "Penyakit Kanker yang Sering diderita Oleh Kaum Wanita"

Post a Comment